------------ Selamat Datang di Blog Lita ----------


Memposting Blog saat mood sedang tinggi :D

Jumat, 28 Juni 2013

KEKERASAN DALAM PACARAN (KDP)


Kekerasan dalam pacaran? Yang bener aja! Dimana mana yang namanya pacaran kan buat seneng seneng, isinya cinta cintaan, rayu rayuan, saling menunjukkan perhatian, memberi support, dll, emang ada pacaran isinya tonjok tonjokan? Hmmm….kalo kamu berpikiran begitu, berarti kamu ketinggalan jaman! Sekarang semakin banyak kasus muncul yang berkaitan dengan tindak kekerasan dalam pacaran. Jadi yang namanya pacar, yang mestinya mencintai kita, melindungi dan sebagainya, malah sering merongrong kita, melakukan kekerasan baik fisik maupun mental, dan malah membuat kita menderita. Siapa sih yang biasa jadi korban beginian? Jangan bosen ya dengan jawaban : perempuan. Lagi lagi perempuan yang jadi korban kekerasan. Tentu saja laki laki juga bisa jadi korban kekerasan dalam pacaran ini, cuman “untungnya” jumlahnya sedikit. Alasannya, ya sekali lagi karena laki laki menganggap perempuan lemah, dan penurut.

Sebenarnya apa sih yang dimaksud kekerasan dalam pacaran?

Perilaku atau tindakan seseorang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan dalam percintaan/ pacaran apabila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa yang telah dilakukan oleh pasangannya baik dalam hubungan suami istri atau pada hubungan pacaran.
Kadang hal ini banyak juga yang menyangkal, apa ada kekerasan dalam pacaran? Apapun yang dilakukan orang dalam pacaran itu khan atas dasar suka sama suka, awalnya saja dari ketertarikan, nggak luculah kalo sampai muncul kekerasan . Tapi jangan salah, kasus kekerasan dalam pacaran memang ada dan ini juga bukan lelucon. Memang benar kasus – kasus kekerasan dalam pacaran ini kurang terexpose, so nggak heran kalo masih banyak yang nggak percaya.

Nah biar nggak penasaran kita simak saja seperti apa sebenarnya makhluk yang bernama kekerasana dalam pacaran ini.
Suatu tindakan dikatakan kekerasan apabila tindakan tersebut sampai melukai seseorang baik secara fisik maupun psikologis, bila yang melukai adalah pacar kamu maka ini bisa digolongkan tindak kekerasan dalam pacaran. Tindakan melukai secara fisik misalnya dengan memukul, bersikap kasar, perkosaan dan lain – lain, sedangkan melukai secara psikologis misalnya bila pacarmu suka menghina kamu, selalu menilai kelebihan orang lain tanpa melihat kelebihan kamu, , cemburu yang berlebihan dan lain sebagainya. Namun bentuk kekerasan yang paling sering terjadi adalah kekerasan seksual bisa berupa pelecehan seksual secara verbal maupun fisik, memaksa melakukan hubungan seks, dlsb.

Menghadapi kekerasan dalam pacaran seringkali lebih sulit bagi kita, karena anggapan bahwa orang pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang dan perasaan perasaan lain yang positif. Sehingga kalau pacar kita marah marah dan membentak atau menampar kita, kita pikir karena dia memang lagi capek, lagi kesel, bad mood atau mungkin karena kesalahan kita sendiri, sehingga dia marah. Hal klasik yang sering mucul dalam kasus kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa “pantas” diperlakukan seperti itu. Pikiran seperti “ah mungkin karena saya memang kurang cantik, sehingga dia sebel”, atau “ mungkin karena saya kurang perhatian sama dia” , “ mungkin karena saya kurang sabar” dan lain lain, sehingga dia jadi “ketagihan” merendahkan dan melakukan terus kekerasan terhadap pasangannya.

Faktor pemicu kekerasan dalam pacaran

Pengaruh keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian seseorang. Masalah – masalah emosional yang kurang diperhatikan oleh orang tua dapat memicu timbulnya permasalahan bagi individu yang bersangkutan di masa yang akan datang. Misalkan saja sikap kejam dari orang tua, berbagai macam penolakan dari orang tua terhadap keberadaan anak, dan juga sikap disiplin yang diajarkan secara berlebihan. Hal – hal semacam ini akan berpengaruh pada model peran ( role model ) yang dianut oleh anak tersebut pada masa dewasanya. Bila model peran yang dipelajari sejak kanak – kanak tidak sesuai dengan model yang normal atau model standart, maka perilaku semacam kekerasan dalam pacaran inipun akan muncul. Banyak sekali bukti yang menunjukkan hubungan antara perilaku orangtua dengan kepribadian anak di kemudian hari. Rata rata pelaku kekerasan dalam rumah tangga pada masa kecilnya sering mendapat atau melihat perlakukan yang kasar dari orangtuanya, baik pada dirinya, saudaranya, atau pada ibunya. Walaupun secara logika dia membenci perilaku ayahnya, akan tetapi secara tidak sadar perilaku itu terinternalisasi dan muncul pada saat dia menghadapi konflik.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penerapan disiplin yang berbeda antara ayah dan ibu. Perbedaan yang terlalu mencolok, misal ayah terlalu keras, sementara ibu terlalu lemah, akan mempengaruhi nilai – nilai yang dianut, kontrol diri dan perilaku yang akan ditampilkannya secara konsisten sepanjang hidupnya.

Lingkungan sekolah

Oleh masyarakat , sekolah dipandang sebagai tempat anak belajar bersosialisasi, dan memperoleh pendidikan dan ketrampilan untuk dapat hidup dengan baik di masyarakat. Sayangnya yang kurang disadari adalah kenyataan bahwa di sekolah pulalah individu bersosialisasi dengan anak – anak lain yang berasal dari latar belakang yang beraneka. Bila seseorang ini, tidak mampu menyesuaikan diri , maka akan muncul konflik dalam diri. Bila ia tidak mampu melakukan kontrol diri maka akan cenderung memicu perilaku agresif diantaranya berbentuk kekerasan dalam pacaran (KDP).
Hal hal yang lain seperti pengaruh media massa, TV atau Film juga dipandang memiliki sumbangan terhadap munculnya perilaku agresif terhadap pasangannya.

Hal yang khas yang sering muncul dalam kasus kasus kekerasan dalam pacaran adalah bahwa korban biasanya memang cenderung lemah, kurang percaya diri, dan sangat mencintai pasangannya. Apalagi karena sang pacar, setelah melakukan kekerasan (menampar, memukul, nonjok, dll) biasanya terus menunjukkan sikap menyesal, minta maaf, dan berjanji tidak akan mengulangi tindakan dia lagi, dan bersikap manis kepada pasangannya. Pada saat inilah, karena si cewek sangat mencintainya, dan dia berharap sang pacar akan benar benar insaf, maka dia serta merta memaafkannya, dan hubungan diharapkan bisa berjalan lancar kembali. Padahal yang namanya kekerasan dalam pacaran ini seperti sesuatu yang berpola, ada siklusnya. Seseorang yang memang pada dasarnya punya kebiasaan bersikap kasar pada pasangan, akan ada kecenderungan untuk mengulanginya lagi, karena hal ini sudah menjadi bagian dari kepribadiannya, dan merupakan cara dia untuk menghadapi konflik atau masalah.

Apakah perilaku dia bisa bener bener berubah?

Bisa kalau memang dia mau menjalani sebuah “ terapi” . Terapinya tidak harus dengan psikolog
Atau psikiater, akan tetapi harus dengan kemauan yang tulus untuk merubah situasi, dan dengan bantuan pasangannya. Hal pertama yang dia harus pahami benar adalah sebab atau latar belakang dia berperilaku seperti itu. Apakah ada riwayat hubungan dengan orangtuanya yang buruk, atau hal hal lain yang berhubungan dengan tidakan kekerasan yang dialaminya pada saat dia kanak kanak? Riwayat tersebut dgunakan untuk mendasari pemahaman mengapa dia menggunakan cara menghadapi masalah (coping behavior) seperti itu, sehingga bisa memperkuat upaya dia untuk berubah. Selanjutnya dia perlu berlatih untuk menghadapi emosi, mengendalikannya sehingga tidak muncul dalam bentuk yang merusak dan merugikan diri sendiri dan pasangannya. Ada banyak latihan mengendalikan amarah/emosi, misalnya dengan Yoga, latihan pernafasan, dll.

Bagaimana kalau dia tidak bisa/tidak mau berubah?

YA, kalau dia tidak berubah juga, berarti keputusan ada pada pasangannya. Apakah mau mengambil resiko dengan terus berhubungan dengan orang seperti itu, atau segera ambil keputusan untuk meninggalkan dia dan cari orang lain yang lebih sehat mentalnya dan sayang pada kita. Kalau pacar kamu tipe cowok beginian, kamu memang harus pikir masak masak deh, apa memang bener dia pria yang kamu cinta? Karena percayalah tidak ada satu orang pun di dunia ini yang berhak menyakiti kamu, atau merasa punya alasan untuk berbuat kasar kepadamu walaupun dia itu pacar kamu yang kamu cintai setinggi langit. Jadi kalau hal ini menimpa kamu, kamu harus yakin bahwa hidupmu adalah milik kamu sendiri, dan keputusan untuk tetap menjalin hubungan sama dia tau tidak, semua tergantung pada dirimu, bukan karena kamu nggak pede, atau karena kamu dipaksa.

Nah buat temen temen cowok hati hati dengan kecenderungan untuk berperilaku kasar, apalagi kalau kalian punya latar belakang seperti yang dijelaskan di atas. Cepet cepet cari bantuan, atau lakukan latihan mengendalikan emosi, supaya tidak menjadi pelaku kekerasan dalam pacaran atau rumah tangga, dan menyakiti orang yang kita sayangi. Kalau nggak, takutnya nanti nggak bakal ada cewek yang mau . hehe ;)

Kamis, 27 Juni 2013

Rahasia Jodoh Kita


Impian semua Orang memiliki Jodoh atau Pasangan Hidup yang sempurna, akan tetapi semua kembali kepada-Nya. Takdir kita sudah digariskan, apadaya kita melawan takdir kuasa Nya. Tahukan Anda ?.. bahwa sering mengeluh kekurangan pasangan, berarti mengeluhkan diri kita sendiri ? Jodoh adalah cerminan diri kita.

Ingatkah kata-kata Mari Teguh, seorang motovator terkenal yang mengungkapkan bahwa wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan sebaliknya. Seorang konselor dan terapis EFT (Emotional Freedom Technique0 di biro psikologi Westaria, Anggia Chrisanti Wiranto, menyarankan agar tidak pernah mengeluh kekurangan pasangan kita.

Sosoknya adalah yang terbaik yang bisa kita dapatkan. "Apa yang kita dapatkan, maka itu yang sesuai dengan apa yang kita berikan atau miliki (kualitas individu)". Karena bagaimanapun pasangan kita saat ini adalah seseorang yang telah melewati Fase panjang dari berkenalan sampai Jatuh Cinta.

Contoh paling sederhana dapat digambarkan dari berbohong. Misalnya kita memliki pasangan yang suka berbohong, jangan uru- buru marah dan menghujatnya. Bisa jad kita juda adalah pembohong seperti pasangan kita. Walaupu berbohong tidak selalu berarti sempit. Bisa saja kita berbohong dengan mengatakan kata-kata manis (gombal) padahal kenyataannya tidak, atau hanya dengan tujuan menyenangkan orang lain.

Maka ketika kita sudah tidak nyaman dengan segala kekurangan yang ada dalam diri pasangan kita, hal yang perlu dilakukan adalah memahami konsep pasangan sebagai cermin diri. Mulailah mengubah diri sendiri jangan terus berusaha mengubah pasangan kita. Relationship atau hubungan laki-laki dan perempuan itu seperti cermin. Memantulkan bayangan yang sama dengan obyeknya. Maka, saat kita menjadi lebih baik, niscaya pantulan bayangan pun akan menjadi baik. Dengan Cara Yang Mungkin tidak kita sangka sebelumnya .

Apapun yang terjadi pada pasangan kita, bisa jadi semua berawal dari diri kita sendiri. Pasangan kita awalnya mungkin sudah memiliki kualitas yang baik, hanya saja saat bersama kita kualitas menjadi buruk. Seperti bercermin pada kaca buram, sebaik apapun obyeknya, sebersih apapun dia, tapi karena 'Cermin' yang dia pakai buram, maka dia akan terlia buram. Bukan karena obyeknya yang buram, tapi karena cermin yang dia pakai.

Jadi mulailah menata diri kita sendiri agar menjadi cerminan yang baik karena Jodoh atau Pasangan Hidup hanya ada sekali seumur hidup kita dalam suatu ikatan pernikahan dan pernikahan adalah kontrak seumur hidup. 

Senin, 24 Juni 2013

Cara Membungkus Kado Unik


Bermacam-macam model untuk membungkus ebuah kado menjadi unik dan indah di zaman modern ini. Contohnya membungkus kado anda menjadi seperti sebuah kemeja.



Berikut langkah - langkah yang bisa anda coba :
  1. Ambil selembar kertas kado, dan lipat bagian bawahnya sekitar 2cm saja.
  2. Rekatkan double tape di sepanjang lipatan.
  3. Kemudian lipat kertas kado menjadi dua bagian sama rata. Buka bagian double tape yang masih tertutup dan rekatkan.
  4. Lipat bagian bawah kertas ke arah dalam untuk membuat alas bungkusan. Jangan lupa untuk menyesuaikan ukuran besarnya dengan hadiah yang akan dimasukkan ya.
  5. Buka kembali lipatan dan buatlah lipatan di bagian sampingnya sesuai dengan gambar.
  6. Kemudaian lipat bagian bawah dan atas kertas ke arah garis tengah dan rekatkan.
  7. Lalu masukkan hadiah yang akan kamu berikan ke dalamnya. kado jam Cara Membuat Kado Kemeja Salah satu hadiah yang bisa kamu berikan adalah jam tangan ini. Jam tangan couple dengan kepala jam berbentuk lingkaran,pada bagian plat berwarna putih, serta tali berwarna silver terbuat dari stainless steel. 
  8. Lipat bagian atas kertas dan gunting kedua ujungnya, namun jangan sampai putus ya. Sisakan bagian tengahnya seperti pada gambar.
  9. Bentuk lipatan yang tersisa hingga membentuk kerah kemeja, kemudian rekatkan. 
  10. Gunting secara diagonal (miring) pada kedua sisinya dan kembali rekatkan dengan double tape.
 Setelah selesai, kamu hanya perlu menghiasinya dengan menempelkan pita di bagian yang diinginkan dengan pita cantik.

Sabtu, 15 Juni 2013

Pria Humoris Membuat Hubungan Lebih Rileks


Berbahagialah jika pasangan Anda (dan Anda) termasuk dalam tipe pasangan yang menjaga sisi humor dan sering tertawa bersama. 


Inilah beberapa manfaat memiliki pasangan yang suka bercanda :



  • Ampuh Mengurangi Rasa Sakit 

Orang yang suka tertawa lepas lebih sehat, hal tersebut sudah terbukti dalam berbagai penelitian. Tertawa selama kurang lebih 15 menit akan membuat tubuh Anda sehat dan mampu mengurangi rasa sakit. Saat Anda tertawa, maka hormon endorfin (hormon yang memicu kebahagiaan) akan terlepas dan dapat mengurangi rasa sakit yang diderita seseorang. 

  • Stres Berkurang 

Ada banyak hal yang bisa membuat Anda kesal dan stres, mulai dari masalah percintaan, kuliah, pekerjaan dan lain sebagainya. Tertawa adalah salah satu cara ampuh untuk membuat stres dan beban Anda berkurang. Jika pasangan Anda bisa menghibur dan membuat Anda tertawa, hal itu akan sangat membantu. Saat stres berkurang, pikiran Anda lebih jernih dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik. 


  • Jantung Lebih Sehat 

Tertawa adalah latihan yang baik untuk jantung dan paru-paru. Saat seseorang tertawa, denyut jantung meningkat, paru-paru menampung lebih banyak oksigen dan otak menjadi rileks, demikian penjelasan Dr S K Gupta, seorang ahli bedah jantung dari Indraprastha Apollo Hospital. Tidak heran jika saat ini makin banyak gerakan tertawa untuk menjaga kesehatan jantung. 

  • Hubungan Lebih Langgeng dan Bahagia 

Percaya pada pasangan dan komunikasi yang baik memang menjadi senjata ampuh untuk membuat sebuah hubungan langgeng, termasuk bagaimana kemampuan Anda dan pasangan untuk saling tertawa saat bercanda. Tertawa akan membuat hubungan Anda dengannya lebih santai, lebih terbuka dan lebih bisa berkomunikasi dengan baik. Tak hanya saat pacaran, pernikahan akan langgeng jika dipenuhi tawa bahagia. 

Berbahagialah jika pacar atau pasangan Anda tidak canggung bercanda dengan Anda. Anda jadi lebih sehat, bahagia dan memiliki hubungan yang lebih awet.

Pernikahan Pasangan yang Berkenalan di Internet Lebih Awet


Pasangan menikah pertama kali bertemu di internet lebih cenderung punya hubungan yang langgeng ketimbang mereka yang bersua via media lain, demikian hasil studi di Amerika Serikat, Senin (3/6).
Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu disebutkan bahwa layanan kencan online bisa membuat hubungan dan pernikahan lebih dinamis. Survei itu juga menemukan bahwa sepertiga pernikahan di AS bermula dari kencan di dunia maya.
Studi itu melibatkan 19.131 pasangan yang menikah dalam periode 2005 hingga 2012.
"Kami menemukan bukti pergeseran yang dramatis dalam cara orang menemukan pasangan mereka sejak kedatangan internet," isi sebagian studi yang dipimpin oleh John Cacioppo dari Departemen Psikologi, University of Chicago, AS.
Kelompok yang mengaku pertama kali bertemu istri mereka di internet rata-rata berusia 30 sampai 49 tahun dan punya pendapatan yang lebih besar ketimbang mereka yang pertama kali bertemu pasangan di dunia nyata.
Dari mereka yang mengaku pertama kali bertemu pasangan di dunia nyata, 22 persen di antaranya bertemu di tempat kerja, 19 persen berkenalan lewat teman, 11 persen bertemu di sekolah, sembilan persen berjumpa di bar, tujuh persen bertemu karena bantuan keluarga, dan empat persen lagi di gereja.
Lalu, siapa yang paling bahagia?
Ketika para peneliti melihat berapa banyak pasangan yang akhirnya cerai di penghujung waktu riset, mereka menemukan bahwa 5,9 persen pasangan yang bertemu secara online akhirnya berpisah dan 7,67 persen dari kelompok yang bertemu offline.
Meski tipis, perbedaan itu menjadi signifikan setelah melibat variabel kontrol seperti usia pernikahan, seks, usia, pendidikan, etnis, penghasilan rumah tangga, agama, dan status pekerjaan.
Para peneliti menemukan bahwa di antara mereka yang masih menikah, kelompok yang bertemu via internet adalah yang paling puas - dengan skor 5,64 dibandingkan kelompok yang bertemu offline yang hanya punya skor 5,48.
Dari antara kelompok yang bertemu langsung, yang paling bahagia adalah mereka yang bertumbuh dewasa bersama atau yang sudah bertemu sejak di bangku sekolah dan gereja.
Tingkat kepuasan paling rendah dari mereka yang berjumpa karena peran keluarga, tempat kerja, bar atau klub malam, dan yang menjadi hasil kencan buta.

Kejarlah Impianmu sampai setinggi Langit !!!